Jumat, 06 Februari 2009

SAJAK UNTUK ISTRIKU

Lihatlah itu, Sayang !
Pertemuan indah antara bumi dan matahari
Di kaki langit yang berpendaran cahayanya dalam batinku.
Dan melahirkan ilham yang mengantar jiwaku sampai kepadamu
Sore itu.

Kemudian aku sepakat dengan Rendra:
Kesadaran adalah Matahari *)
Yang menaburkan cahaya gemilang
Di belantara akal dan hatiku. Menjadi daya bagiku
Untuk mengurai bahasa langit.
Yang akan kita jadikan rambu-rambu dalam hidup

Kesabaran adalah Bumi: *)
Di mana kita berpijak dan melangkah
Atau mengayuh bahtera, melalui sejuta rintang dan badai
Sebelum kita tuai hasil dan wujud dari setiap harapan

Keberanian menjadi Cakrawala: *)
Garis pertautan antara Kesadaran dan Kesabaran itu
Yang kemudian memendarkan bara di dalam dada
Untuk tidak jadi Penakut, ketika hadir rasa takut
Untuk tidak jadi Pecundang, yang berputus asa terhadap rahmat Tuhan
Untuk menjadi Pemenang, dalam pergulatan dengan diri sendiri

Dan Perjuangan adalah Pelaksanaan Kata-Kata ....!! *)

Engkau telah kupilih, sayang !
Akan kuajak engkau dalam perjalanan ini
Menyusuri garis nasib, mencari jawab atas takdir
Mengais taburan rejeki bagi kita
Menelaah hamparan ilmu-ilmu kehidupan
Menapaki titian panjang sebelum sampai di Keabadian
Dengan harap dan ketakutan.

Engkau telah kupilih, sayang !
Maka, angkat wajahmu dan tegaklah sebagai pribadi tangguh
Kuatkan hatimu sejak kini. Dan angkuhlah terhadap keluh
Keraguan hanya akan mengundang kehancuran di jalan ini
Bagi setiap mimpi dan cita yang hendak diwujudkan

Satukanlah rasamu, dan peluklah jiwaku
Sekiranya cinta memang hadir untuk kita
Menjadi anugerah terindah dari sisiNya
Maka, Cintailah aku, karena engkau mencintai-Nya

Jadilah perempuan untuk aku
Setelah Ibu yang melahirkanku.

Lihatlah itu, Sayang!
Taman-taman sahaja yang asri
Kita berdua akan memadu kasih di sana
Saling menerjemahkan bahasa hati yang tak mungkin orang mengerti
Hanya kita yang tahu. Ya...! Hanya kita
Karena hanya kaulah yang akan mengetahui arti tatapan dan senyumku
Karena hanya akulah yang akan memahami arti marah dan senandungmu
Pada setiap malam.
Yang mengundang sejuta angka kehadiran.
Sebelum hasrat yang menyatu, lepas terbang dalam keindahan.

Jadilah tempat terteduh bagiku
Dandanlah secantik yang kau punyai, hanya untuk aku
Buatlah aku selalu rindu, hingga kucumbu butir-butir emasmu
Sampai segala hasrat kemanusiaan ini, tuntas dalam rengkuh kesadaranku
Merebahkan segala keangkuhanku.
Dalam hangat tubuh dan jiwamu.

Sediakanlah ladang suburmu
Kan kutanam dengan nama-Nya, benih-benih hidup
Untuk melangsungkan fitrah dan sunah Pemberi Hidup
Lalu kita jaga dan pelihara
Sampai mekar, menjadi bunga kemesraan
Dan buah hati, semangat perjuangan

Jauhlah dari dengki dan iri hati
Jagalah setiap rahasia dan amanah yang kuberi
Jangan takut dengan kekurangan, dan bersabarlah
Syukuri setiap nikmat, sebagai bekal untuk tabah
Serahkan dirimu utuh, dalam pimpinan aqidah

Dan berjanjilah kepada dirimu...!
Bahwa kita bersatu karena pengabdian kepada-Nya
Bahwa kita bersatu untuk sebuah perjuangan
Bahwa kita bersatu untuk menggapai Kesejatian.

Bila kau mau demikian, Neng...!
Yakinlah bahwa kau perempuanku !
Setelah Ibu yang melahirkanku
Maka, cintailah aku
Karena engkau mencintai Tuhanmu!


Semoga Allah Meridhoi.

Sumedang, 13 Nopember 2008
*) syair “Paman Doblang” /WS.Rendra

2 komentar:

  1. Berkunjung menjalin relasi, mencari ilmu yang bermanfaat.
    Sukses yach ^_^

    BalasHapus
  2. Menambahkan kegalauan bagi yang mencari pendamping hidup

    BalasHapus